Portal Newsedu – Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Takalar menjadi tempat kegiatan Workshop bagi para pendidik madrasah Aliyah Kab.Takalar pada Kamis (21/8/2025).
Sebanyak 60 guru MA yang diutus, terdiri dari Kepala Madrasah, Wakamad Kurikulum, serta satu orang guru perwakilan, mengikuti Workshop Kurikulum Berbasis Cinta (KBC) dan Perencanaan Pembelajaran Berbasis Artificial Intelligence (AI).
Kegiatan yang berlangsung dari pukul 08.00 hingga 16.00 WITA ini merupakan kolaborasi antara Kelompok Kerja Madrasah (KKM) tingkat Madrasah Aliyah dengan DPD Persatuan Guru Madrasah Indonesia (PGMI) Kabupaten Takalar. Workshop ini dipandu oleh moderator Fauziah Hakim, S.Pd., M.Pd.
Workshop menghadirkan para narasumber yang berkompeten yakni H. Solihin S.Kom S.Ag, MA (Kepala Kemenag Takalar), Dr. H. Muhammad Yahya, M.Ag (Kepala Seksi Pendidikan Madrasah Kemenag Takalar)
Adapun narasumber utama, Syamsuddin, S.Pd., M.Pd.I., Sekretaris Jenderal Pokjawas Nasional Kemenag RI, menyampaikan materi mendalam tentang penerapan Kurikulum Berbasis Cinta serta pemanfaatan Artificial Intelligence (AI) dalam penyusunan perangkat pembelajaran.
Dalam pemaparannya, Syamsuddin menjelaskan bahwa AI merupakan alat yang dapat mempercepat dan mempermudah guru dalam merancang pembelajaran, mulai dari RPP, analisis kurikulum, hingga penyusunan media digital. Namun demikian, ia menekankan bahwa teknologi hanyalah sarana.
“AI bisa membantu guru menyusun pembelajaran dengan lebih efektif, tetapi yang paling utama tetap ruh cinta, kepedulian, dan keteladanan guru dalam mendidik,” tegasnya.
Para peserta yang terdiri dari kepala madrasah, wakil kepala bidang kurikulum, dan guru utusan terlihat sangat antusias mengikuti setiap sesi.
Diskusi dan tanya jawab berlangsung aktif, terutama terkait contoh penerapan AI dalam menyusun perangkat ajar. Banyak peserta mengakui bahwa materi yang disampaikan sangat relevan dengan kebutuhan guru di era digital.
Selain itu, konsep Kurikulum Berbasis Cinta yang menekankan pada nilai kasih sayang, kepedulian, dan kebermanfaatan juga menjadi perhatian penting.
Para guru menyadari bahwa kecanggihan teknologi harus diimbangi dengan nilai-nilai humanis agar pembelajaran tidak kehilangan arah.
Setelah melalui rangkaian materi selama 8 Jam Pelajaran (JP), workshop resmi ditutup pada sore hari. Sebagai bentuk apresiasi, panitia menyerahkan sertifikat kepada seluruh peserta yang telah mengikuti kegiatan hingga selesai.
Workshop KBC dan AI ini menjadi momen penting bagi madrasah di Takalar untuk terus bergerak maju, berinovasi, dan beradaptasi menghadapi tantangan pendidikan di era digital.



